(Foto : Bupati Haryanto saat memimpin rapat persiapan Hari Jadi Kabupaten Pati ke 697 di Ruang Penjawi)
Kabarpatigo.com - PATI - Perayaan Hari Jadi Pati ke 697 akan sedikit berubah untuk tahun ini dikarenakan adanya pandemi Covid-19. Hal ini disampaikan Bupati Haryanto dalam memimpin rapat persiapan Hari Jadi Kabupaten Pati ke 697 dan HUT RI ke 75 di ruang Penjawi bersama para kepala OPD dengan menerapkan protokol kesehatan, Kamis (23/7/20).
Bupati mengatakan bahwa untuk hiburan ketoprak yang selama ini rutin diselenggarakan dalam memperingati Hari Jadi Pati, nantinya tetap digelar namun tanpa adanya panggung dan digelar lebih sederhana dengan durasi yang singkat di Pendopo Desa Sarirejo. Pilihan lainnya adalah, ketoprak tersebut dapat digelar secara virtual. Seperti yang dilaksanakan di SKB.
"Ini untuk tradisi yang tidak bisa ditinggalkan. Untuk ada atau tidaknya pagelaran ketoprak, menurut saya dari dulu memang tidak harus ada. Sebab ketoprak ini memang maraknya pada zaman dulu. Namun, agar tidak menjadi beban pikiran, ketoprak ini dapat digelar sama halnya dengan tradisi sedekah bumi, yaitu durasi 1 atau 1,5 jam," jelas Bupati.
Sedangkan untuk selametan atau bancaan, Bupati mengimbau agar tetap digelar namun dengan jumlah yang terbatas. Untuk nasi tasyakuran dapat dibagikan dulu ke masyarakat dan yang mengikuti selametan hanya terbatas.
"Di desa-desa kan juga gitu. Mau didoakan dulu bisa, atau dibagikan nanti bagaimana baiknya. Namun yang mengikuti tetap terbatas. Sebab kita juga mengedukasi masyarakat untuk tidak mengadakan acara kumpul - kumpul," tegasnya.
Sedangkan terkait acara pidato kenegaraan, Bupati menyebut bahwa untuk Forkopimda menghadiri di DPRD bersama para anggota dewan. Sementara untuk para Kepala OPD, menyaksikan secara virtual di Pendopo.
"Untuk acara ziarah, nanti pun pelaksanaannya terbatas. Forkopimda bersama panitiam kurang lebih 15 sampai 20 orang saja. Untuk HUT RI, kita kan mengikuti pemerintah pusat, yakni secara virtual," imbuhnya.
Sedangkan untuk penyelenggaraan kegiatan Taptu, ditiadakan, dan untuk renungan suci di makam pahlawan tetap ada namun dengan jumlah terbatas.
Namun, Bupati masih memberikan pilihan, apabila renungan suci diikuti oleh sekitar 30 orang saja, maka dapat diganti menjadi ziarah makam pahlawan dan jadwalnya berubah menjadi pagi, siang atau sore.
"Untuk remisi, kita laksanakan secara virtual. Sebab secara protokol kesehatan, memang belum boleh ada yang membesuk. Nanti bisa diatur di Pendopo melalui zoom. Sedangkan untuk penurunan bendera, karena upacara bendera kita mengikuti dari pemerintah pusat secara virtual maka penurunan bendera pun paling tidak sama. Ya nanti kita menunggu petunjuk dulu pastinya dari pemerintah pusat," pungkasnya. (hms)
#BupatiPati #haryanto #HariJadiPati697
Komentar
Posting Komentar