Oleh: Slamet Susilo*
(Foto: Ketua Umum Aliansi Pemuda Bereaksi Desa Kedumulyo, Slamet Susilo)
Kabarpatigo.com - SUKOLILO - Ada orang bilang, dalam politik tidak ada kawan atau musuh abadi, yang ada kepentingan abadi. Kalimat yang diucapkan terus-menerus dan bahkan mungkin sudah menjadi mitos dan orang dipaksa percaya dengannya.
Bisa jadi orang pun lupa siapa yang pertama kali mengucapkannya.
Apakah itu benar? Belum tentu.
Bangsa ini sejatinya tidak terlahir untuk gontok-gontokan soal politik, apalagi demi kepentingan politiknya orang lain.
Sudah saatnya ingat siapa kita, bangsa yang tidak bisa tidur nyenyak ketika tetangganya kesusahan, bangsa yang tidak bisa berpangku tangan ketika tetangganya punya kerja, bangsa yang selalu bermusyawarah untuk memutuskan sesuatu, bangsa gotong royong.
Tentu kita tidak ingin tradisi, pengetahuan, kesadaran, falsafah yang sudah ratusan tahun, bahkan ribuan tahun itu rusak bahkan hilang hanya karena politik, apalagi cuma dalam pemilihan presiden, pemilihan legislatif, bupati, walikota atau bahkan kepala desa. Ironis sekali bukan jika itu semua hilang?
Jadi, sehingar bingarnya pesta demokrasi, seriuh rendahnya itu, pesta tetaplah pesta yang pasti akan berakhir, dan semua akan kembali seperti sediakala. Yang kawan tetap menjadi kawan, yang lawan akan menjadi kawan.
"Bukankah seribu kawan terlalu sedikit dan satu orang musuh itu terlalu banyak?"
#Amuba
*Ketua Umum Aliansi Pemuda Beraksi (AMUBA) Kedumulyo
Komentar
Posting Komentar