(Foto: Diskusi Holding BUMN Sebagai Lokomotif Kebangkitan Ekonomi Masa Depan" yang diselenggarakan di Syariah Hotel Solo, Minggu 9 Okt 2022)
Kabarpatigo.com - SURAKARTA - Langkah Kementerian BUMN di bawah kepemimpinan Erick Thohir dengan menginisiasi pembentukan holding BUMN, bisa dikatakan sebagai sebuah tonggak kebangkitan ekonomi masa depan.
Hal itu disampaikan Anggota Komisi VI DPR RI Singgih Januratmoko saat jadi pembicara inti dalam seri diskusi bertema "Holding BUMN Sebagai Lokomotif Kebangkitan Ekonomi Masa Depan" yang diselenggarakan di Syariah Hotel Solo, Minggu (9/10/22)
Terhitung dua tahun menjabat, Erick Thohir sudah membentuk sejumlah holding BUMN seperti holding BUMN pangan, farmasi, pariwisata, ultra mikro, perhotelan.
Singgih yang juga pakar ekonomi kerakyatan itu juga mengatakan, langkah yang dilakukan Menteri BUMN Erick Thohir tersebut merupakan langkah yang cukup strategis jika dilihat dari aspek ekonomi.
Menurutnya, dengan adanya skema holding maka inefisiensi yang terjadi pada BUMN-BUMN selama ini dapat diminimalisir.
"Dengan adanya holding justru BUMN bisa lebih efisien dan geraknya akan makin lincah. Dari sisi pengawasan pun akan jauh lebih mudah," ujar Singgih.
Selain itu, Singgih menambahkan, holding merupakan solusi yang cukup memadai di tengah ketatnya kompetisi ekonomi saat ini.
"Baik di kawasan regional maupun global. Tentu untuk bisa bersaing maka format BUMN mesti ditata ulang. Melalui format holding inilah diharapkan BUMN-BUMN kita bisa ekspansi dan berkompetisi dengan BUMN asing. Holding BUMN bisa dikatakan sebagai lokomotif kebangkitan ekonomi masa depan," ujarnya.
Pengusaha Nasional itu juga mengatakan, jumlah BUMN yang ada sejauh ini cukup membebani keuangan negara.
"Dari ratusan BUMN yang ada, kita tahu hanya segelintir saja yang berkontribusi ke negara. Selebihnya hanya jadi beban yang kita dengar hanya kerugian dan merengek minta Penyertaan Modal Negara (PMN). Kultur semacam inilah yang membuat gerak BUMN kita lamban. Jadi skema holding gagasan yang cukup futuristik saya kira," tutur Singgih.
Namun berkat adanya skema holding BUMN, Singgih mengatakan, kini kondisi BUMN kian menunjukkan performanya yang cukup baik. Baik dari sisi kinerja keuangan maupun kontribusi pajak kepada negara.
"Berdasarkan catatan yang ada total pendapatan BUMN sepanjang tahun 2021 tercatat sebesar Rp 1.983 triliun. Kinerja keuangan ini berdampak positif terhadap kontribusi BUMN kepada negara berupa pajak, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), hingga dividen secara konsolidasi mencapai Rp 371 triliun," paparnya.
Kendati demikian, Singgih tetap berharap, semangat melakukan holding BUMN tidak berhenti pada upaya melakukan efisiensi semata.
"Tapi holding ditujukan untuk mencapai cita-cita kesejahteraan bersama. Holding harus dirancang sebagai wajah atau simbol kebangkitan ekonomi kita," pungkasnya. (red)
#SinggihJanuratmoko
Komentar
Posting Komentar