(Foto: Pulau Seprapat Juwana Pati)
Kabarpatigo.com - PATI - Pulau Seprapat merupakan nama sebuah pulau yang terletak di Desa Bendar, Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati, Jawa Tengah (Jateng).
Tak hanya dikenal akan keindahan alamnya, pulau ini juga populer karena sejumlah mitos terkait lokasi pesugihan.
Dikutip dari tic.patikab.go.id, pulau ini dinamai Seprapat karena konon Dampo Awang, tokoh legenda di wilayah Pati dan Rembang, meninggalkan seperempat hartanya di pulau ini.
Pulau Seprapat di Juwana, Pati, juga terdapat banyak pepohonan tinggi nan rimbun, sejenis pohon bakau. Dahulu pulau ini konon terletak di tengah alur Sungai Kali Juwana atau Sungai Silgonggo.
Namun, saat ini pulau itu tampak menyatu dengan daratan di sebelah bantaran Kali Juwana, karena kemungkinan terjadinya erosi atau pengikisan tanah oleh sungai.
Baca Juga: Babinsa Ngurensiti Komsos Sambil Belajar Bertani Hortikultura
Di pulau ini juga terdapat legenda lain sebagai lokasi pesugihan. Konon di tempat ini terdapat sebuah makam yang berbentuk musala, milik seorang tokoh bernama Datuk Lodang.
Datuk Lodang konon merupakan salah satu tokoh penyebaran agama Islam di wilayah Pati pada masa Wali Songo.
Baca Juga: Menang Lawan Persiba Balikpapan, Asa Persipa Pati Bertahan di Liga 2 Musim Depan Terjaga
Datuk Lodang juga dikenal sakti dan memiliki banyak murid. Konon di makam Datuk Lodang itu kerap digunakan warga yang berkunjung untuk ngalap berkah atau mencari pesugihan.
Namun, semenjak tidak lagi digunakan sebagai lokasi ngalap berkah, pulau itu digunakan warga untuk menggelar tradisi Syawalan dan juga sedekah laut.
Kendati demikian, Pulau Seprapat di Juwana, Pati, ini tak bisa dilepaskan dari mitos sebagai lokasi pesugihan. Konon, banyak orang yang sengaja datang ke pulau tersebut untuk menggelar ritual ngalap berkah agar mendapat kekayaan.
Mitos pesugihan di pulau ini tak bisa lepas cerita tentang Dampo Awang yang meninggalkan seperempat hartanya di pulau tersebut.
Konon kepercayaan bahwa Pulau Seprapat menjadi lokasi pesugihan itu terjadi sejak masa Kerajaan Majapahit.
Kala itu, ada seorang pria yang bertapa di Pulau Seprapat di Desa Bendar, Juwana, Pati itu untuk mendapatkan pusaka yang ampuh.
Menurut kepercayaan masyarakat Pati, orang itu berhasil mendapatkan pusaka yang diinginkannya. Meski demikian, kepala orang itu berubah menjadi kera hingga tak mau meninggalkan pulau itu dan memilih menjadi penunggu harta yang ditinggalkan Dampo Awang.
Sejak saat itu, banyak yang meyakini Pulau Seprapat sebagai lokasi yang sakral untuk mencari pesugihan. Bahkan, dari mitos yang beredar kera yang menghuni Pulau Seprapat merupakan kera jadi-jadian atau jelmaan orang-orang yang mencari pesugihan.
Setelah meninggal, orang-orang itu berubah menjadi kera dan menjadi penunggu Pulau Seprapat di Juwana, Pati. (solopos.com)
Komentar
Posting Komentar