(Foto: Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto)
Kabarpatigo.com - JAKARTA - Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto bicara mengenai peluang Golkar berkoalisi dengan PDIP pada Pilkada 2024 mendatang.
Airlangga menyebut kerjasama politik bersama partai berlambang banteng itu bukanlah hal baru.
"Di pemilu pilkada yang lalu koalisi kerja sama dengan Gerindra PDIP juga berjalan. Jadi itu bukan hal yang baru," kata Airlangga di Fairmont Hotel, Jakarta, Senin (1/4/24).
Baca Juga: Berikut 10 Caleg DPR RI Partai Golkar Peraih Suara Tertinggi di Pileg 2024
Menko Perekonomian itu menyebut kerja sama politik antara Golkar dan PDIP beberapa kali bergulir dalam gelaran pemilihan daerah tahun-tahun sebelumnya.
Sehingga, Airlangga memandang kerjasama politik itu hanya perlu dilanjutkan saja. "Kita tinggal melanjutkan saja," jawabnya singkat.
Baca Juga: Menko Airlangga: Peran Aktif dan Kontribusi KAHMI Dinantikan
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto sebelumnya berbicara mengenai peluang partainya berkoalisi dengan Partai Gerindra mengusung Khofifah Indar Parawansa di Pilgub Jatim 2024 mendatang.
Hasto memandang kerja sama politik dengan parpol lain dalam kontestasi pilkada merupakan hal yang lumrah.
"Kalau di dalam pilkada, kerja sama dengan partai politik, karena syaratnya adalah 20%, satu hal yang biasa dilakukan oleh partai," kata Hasto kepada wartawan di Menteng, Jakarta Pusat, Senin (1/4/24).
Baca Juga: Prestasinya Layak Diapresiasi, DPD Golkar se Indonesia Ingin Airlangga Dipilih Aklamasi
Hasto menjawab soal peluang PDIP berkoalisi dengan Golkar mengusung Khofifah.
Hasto pun mengakui partainya melirik petahana Khofifah dalam kontestasi Pilgub Jatim mendatang. Tak hanya Jatim, PDIP juga melakukan pemetaan terhadap calon kepala daerah potensional di wilayah lainnya.
Hasto memandang ada perbedaan dinamika politik dalam gelaran pemilu di tingkat nasional dan tingkat daerah. Sehingga, komunikasi politik dengan seluruh parpol, baik Gerinda, Golkar maupun parpol koalisi PDIP di Pilpres 2024 terus bergulir demi mencari pemimpin terbaik.
"Karena beda ruang lingkupnya antara pilpres dengan pilkada. Sehingga komunikasi-komunikasi politik memang dilakukan untuk menghasilkan calon-calon pemimpin yang terbaik, termasuk di Jatim, berkomunikasi dengan Mbak Khofifah. Apapun beliau, seorang gubernur Jatim," terangnya.
"Dinamika politik di tingkat nasional, dengan dinamika politik di provinsi, kabupaten/kota itu berbeda. Karena pilkada itu perspektifnya lebih ke lokal. Sehingga kerja sama memang dimungkinkan dengan Gerindra, Golkar, PPP, Perindo, Hanura, karena jangan lupa PPP, Perindo, Hanura banyak kursi di tingkat provinsi dan kabupaten/kota," sambungnya. (detiknews)
Komentar
Posting Komentar