(Foto: Ketua Umum DPP Partai Golkar, Airlangga Hartarto)
Kabarpatigo.com - JAKARTA - Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dinilai pantas memimpin Golkar untuk periode kedua mendatang.
Alasanya cukup logis, Airlangga dinilai berjasa besar membawa Golkar berada di urutan kedua partai dengan perolehan suara terbanyak pada pemilu 2024 ini.
Maka tak heran, sebagian besar ketua DPD Golkar se-Indonesia menginginkan Airlangga dipilih secara aklamasi pada Munas akhir tahun ini.
Baca Juga: Berikut 10 Caleg DPR RI Partai Golkar Peraih Suara Tertinggi di Pileg 2024
Pada Pemilu kali ini, Golkar berhasil meraih 23.208.654 atau 15,28 persen suara, dan hanya kalah oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) sebagai partai pemenang Pileg 2024 dengan meraih 25.377.279 atau 16,27 persen suara.
Baca Juga: Menko Airlangga: Peran Aktif dan Kontribusi KAHMI Dinantikan
Baca Juga: Ketum Airlangga soal Peluang Golkar-PDIP Berkoalisi pada Pilkada 2024
Menurut Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Adi Prayitno, Airlangga Hartarto berjasa menaikkan elektabilitas Golkar pada Pemilu 2024.
“Prestasi AH (Airlangga Hartarto, red) yang bisa naikkan elektabilitas Golkar tak bisa dibantah,” kata Adi, baru-baru ini.
Dia juga berpendapat bahwa wajar jika mayoritas ketua dewan pimpinan daerah (DPD) Golkar di semua daerah menginginkan pemilihan kembali Airlangga sebagai ketua umum dilakukan secara aklamasi.
Sikap DPD bisa dimaknai sebagai bentuk apresiasi dan ungkapan terima kasih kepada Airlangga terhadap prestasinya pada Pemilu 2024.
“Makanya cukup rasional jika DPD ingin aklamasi untuk AH,” tuturnya.
Dia menilai tidak mudah bagi Partai Golkar meraih suara maksimal pada pileg karena tidak memiliki kader yang bertarung dalam Pilpres 2024.
Bahkan melampaui perolehan suara Partai Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang foto ketua umumnya sama-sama terpampang di kertas suara pilpres.
“Jelas itu prestasi yang layak diapresiasi karena tak mudah bagi Golkar bisa naik signifikan hasil pilegnya karena mereka tak punya kader internal yang maju pilpres,” tandasnya. (red)
Komentar
Posting Komentar