Unik, Masjid di Pati Bergaya Arsitektur Gotik Khas Eropa

(Foto: Masjid Baiturrohman, Desa Soneyan, Kecamatan Margoyoso, Kabupaten Pati)

Kabarpatigo.com - MARGOYOSO - Masjid Baiturrohman yang terletak di Dukuh Kedungpanjang, Desa Soneyan, Kecamatan Margoyoso, Kabupaten Pati, menyedot perhatian publik karena memiliki desain arsitektur yang unik.

Foto maupun video masjid ini belakangan banyak diunggah warganet karena daya tarik dan keindahan bangunannya yang mengadopsi gaya arsitektur gotik.

Arsitek masjid ini adalah Wisnu Nugroho alias Yeyen. Dia merupakan putra daerah Desa Soneyan yang saat ini bermukim di Desa Ngemplak Kidul, Kecamatan Margoyoso.

Baca juga: Selain Silaturahmi dan Serah Terima, Acara Ngopi Bareng KOKAM Karesidenan Pati Makin Solid dan Kompak

Baca juga: Desa Tambaharjo Dapat Hibah Ambulance dari RS PKU Muhammadiyah Pati

Yeyen mengatakan, dia berani menerapkan gaya arsitektur gotik ke bangunan masjid ini lantaran rancangan yang dia buat disetujui oleh pengurus masjid.

"Sepengetahuan saya di Indonesia belum ada masjid dengan langgam arsitektur gotik. Arsitektur Eropa, kan, ada banyak langgam. Salah satunya gotik," kata dia via sambungan telepon, Rabu (31/7/24).

Baca juga: Pati Hari Ini Diperkirakan Potensi Berawan Tebal Hingga Malam Hari

Menurut Yeyen, arsitektur gotik di Eropa kebanyakan digunakan untuk membangun gereja. Walaupun ada juga gereja yang tidak bergaya gotik, misalnya neoklasik.

"Masjid, kan, belum ada yang menggunakan arsitektur gotik. Sehingga saya coba dan ternyata panitia masjid setuju," ucap dia.

Yeyen makin mantap dengan pertimbangan bahwa ada pula masjid-masjid lain yang mengadopsi gaya arsitektural yang identik dengan rumah ibadah agama lain.

"Kan ada juga masjid yang bergaya Kelenteng. Di daerah Jawa Timur juga banyak daerah Pecinan yang (dihuni banyak penduduk) Muslim. Masjidnya juga bergaya kelenteng, maka saya berani menggunakan arsitektur gotik. Toh gotik juga tidak hanya digunakan untuk Gereja. Banyak juga gedung-gedung pemerintahan. Misalnya gedung parlemen di Hungaria dan gedung pemerintahan di London," papar Yeyen.

Baca juga: Kuatkan Barisan Tingkatkan Pelayanan Prima, Manajemen PKU Muhammadiyah Pati Adakan Silaturahmi Akbar

Sebagai arsitek, dirinya banyak mendapatkan pekerjaan untuk membuat desain masjid. Namun, baru kali ini dia mendesain masjid bergaya gotik.

"Filosofinya misalnya, kalau bangunan berasitektur gotik itu punya banyak ornamen yang berbentuk lancip tinggi dan mengarah ke atas. Kalau tempat ibadah, kan, filosofinya menuju kepada Yang di Atas (Tuhan)," jelas dia.

Bendahara Masjid Baiturrohman Kedungpanjang, Giyarso Raharjo, menjelaskan bahwa masjid ini berdiri sejak 1960-an.

"Kalau bangunan aslinya sudah ada sejak 1960-an, didirikan oleh Mbah Kiai Ahmad Rasiman. Mulanya kecil, hanya musala berbentuk seperti gazebo. Setelah itu tiga kali direnovasi dan diperbesar. Mulai 2016 direnovasi menjadi seperti ini," kata dia.

Menurut Giyarso, biaya pembangunan masjid dihimpun secara swadaya dari para warga di sembilan Rukun Tetangga (RT). Sejauh ini, pembangunan sudah menelan anggaran sebesar Rp 3 miliar.

"Saat ini lantai dua belum selesai dibangun. Tapi sementara diberhentikan dulu," ujar dia.

Sementara, Muadzin Masjid Baiturrohman Kedungpanjang, Muri, mengatakan bahwa desain masjid yang bergaya arsitektur gotik ini merupakan kesepakatan panitia pembangunan masjid bersama para donatur.

"Dulu dikasih tiga opsi, yaitu bentuk joglo, minimalis, dan pilihan ketiga bentuk seperti ini," terang dia.

Muri mengatakan, warga merasa senang dengan keberadaan masjid ini. Mereka tidak menyangka Desa Soneyan jadi lebih dikenal karena punya masjid seperti ini.

"Apalagi setelah ditetapkan sebagai desa wisata, lebih banyak orang luar yang datang. Kebanyakan mengunjungi wisata petik jeruk. Biasanya mereka juga mampir ke masjid ini. Pernah ada yang naik mobil, turun cuma untuk foto di depan masjid. Mungkin karena gaya arsitektur masjidnya belum pernah dilihat di tempat lain," tandas Muri. (tribun Pantura)

(Foto: iklan kabarpatigo)

Komentar