Peringati Hari Tani, Puluhan Petani dari Berbagai Wilayah di Pati Adakan Teatrikal di Depan Kantor DPRD
(Foto: Aksi petani Kendeng di depan kantor DPRD Pati, Jumat 20 Sep 2024)
Kabarpatigo.com - PATI - Bertepatan dengan Hari Tani Nasional, para petani di wilayah Kabupaten Pati menggelar aksi di depan kantor DPRD setempat.
Mereka menyuarakan tuntutan agar tidak memberikan izin bagi perusahaan tambang atau semen untuk beroperasi di wilayah Pegunungan Kendeng.
Dilansir dari detikJateng, pada Jumat (20/9/24), para petani datang dari berbagai wilayah di Pati. Seperti Sukolilo, Tayu, Gabus hingga daerah yang berada di Lereng Pegunungan Kendeng.
Baca juga: Perjalanan di Liga 2 Belum Maksimal, Persipa Butuh Support Masyarakat
Mereka datang mengendarai truk ke kantor Bupati Pati pukul 10.00 WIB. Usai berkumpul di depan kantor Bupati, massa lalu berjalan kaki menuju DPRD Pati yang jaraknya sekitar 100 meter.
Baca juga: Dandim Pati Bagikan 100 Paket Sembako dalam Rangka HUT Ke-79 Tentara Nasional Indonesia
Berbagai spanduk, aksi teatrikal, hingga ritual mewarnai aksi massa. ‘Tanpa petani Pak Bupati sekeluarga mau makan apa?’, ‘Bangkitlah harga diri petani’, hingga ‘Petani soko guru bangsa’ adalah beberapa tulisan spanduk yang mereka bawa.
Massa menampilkan aksi naga yang menjadi simbol penanggung Pegunungan Kendeng. Berlanjut dengan drama teatrikal tentang Pegunungan Kendeng.
Ketua Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JMPPK) Gunretno mengatakan dalam momen Hari Tani Nasional ini, pihaknya mengingatkan kepada pemerintah agar berpihak kepada petani.
“Kami mengetahui bahwa ada revisi perda tata ruang yang semakin menjauhkan dari keberpihakan terhadap ibu bumi, terhadap petani. Maka kami ingin untuk direvisi, kalau nanti diperbarui tahun 2026, tapi ketika perda tata ruang tidak sesuai dengan data dukung, kami akan terus minta agar diubah,” jelas Gunretno kepada wartawan di lokasi, Jumat (20/9/24).
Ia mengungkapkan kini ada rencana pendirian pabrik semen atau tambang di wilayah Pegunungan Kendeng.
Karena itu ia meminta kepada DPRD selaku wakil rakyat agar segera menghentikan rencana tersebut.
“Bahwa ada salah satu lahan yang dimohon KPH wilayah Sinomwidodo (Pegunungan Kendeng) dan dimohon PT SMS dimintai untuk rencana eksplorasi tapak pabrik dan rencana tambang, maka dalam hal ini kami meminta DPR untuk tidak nunggu PT SMS datang tapi harus diingatkan, dihentikan,” jelasnya.
Gunretno menilai adanya pabrik dan tambang di Pegunungan Kendeng akan merusak alam. “Karena untuk menyelamatkan Pegunungan Kendeng dari kerusakan. Maka kami memiliki prioritas untuk menyelamatkan ibu bumi,” ungkap dia. (klikfakta.com)
Komentar
Posting Komentar