Diduga Akibat Santap Lontong Hajatan, Ratusan Warga Juwana Pati Keracunan

(Foto: Warga Desa Tluwah, Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati, memeriksakan diri di Posko Kesehatan Darurat di balai desa setempat, Rabu 25 Des 2024)

Kabarpatigo.com - JUWANA - Ratusan warga Desa Tluwah, Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati Jawa Tengah keracunan. Bahkan, puluhan di antaranya harus dilarikan ke Puskesmas dan rumah sakit karena mengalami gejala keracunan cukup berat.

Mereka mengalami mual, diare, pusing, hingga demam tinggi, diduga usai menyantap lontong kuah dengan lauk sambal goreng dan daging ayam dalam acara hajatan atau kenduri pada Senin (23/12/24) malam.

Baca juga: Seleksi Pemain Jelang Liga 4 Jateng, PSIR Rembang Menjamu Mitsubishi Pati FC

Kasi Kesejahteraan Desa Tluwah, Dewi Riyani menjelaskan bahwa pihaknya mendata ada 130-an warga yang mengalami gejala keracunan makanan.

Baca juga: Jelang Nataru, Kapolresta dan Forkopimda Kunjungi dan Pantau Harga Pangan di Pasar Tradisional

Baca juga: Liga 4 Jateng Akan Diikuti 18 Tim, Bergulir 4 Januari 2025

Delapan orang di antaranya dirawat inap di RS Budi Agung Juwana, 18 di Puskesmas Juwana, 2 di RSUD RAA Soewondo, 4 di RS Mitra Bangsa, dan 2 di Puskesmas Jakenan.

"Kemudian 97 orang berobat di Pos Kesehatan Darurat yang kami buka sejak tadi malam. Selain itu kami juga berkeliling mengecek kondisi warga di rumah mereka," kata dia.

Dewi mengatakan, Selasa (24/12/24) sore kemarin, pihaknya mendapat laporan ada warga yang mengalami demam, diare, dan muntah-muntah.

Bersama jajaran Pemerintah Desa (Pemdes) Tluwah, pihaknya lalu melakukan pengecekan.

Baca juga: Harga Komoditas Selama Nataru Merangkak Naik, Pj Bupati Himbau Warga Hindari Aksi Borong

Baca juga: Lazismu Pati Gelar Rakerda, Bukhori Muslim: Akhir Tahun Bisa Mencapai Rp6 Miliar

Ternyata, di RS Budi Agung dan Puskesmas Juwana sudah ada beberapa warga yang dirawat.

"Akhirnya saya sweeping ke desa. Ternyata banyak warga yang mengalami kondisi sama. Menggigil, demam, muntah-muntah. Banyak yang belum berobat. Akhirnya kami kerjasama dengan Puskesmas, semua bidan dikerahkan untuk membantu," jelasnya.

Karena mengalami gejala keracunan, ratusan warga Desa Tluwah berbondong-bondong memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan.

Seorang warga Desa Tluwah, Sukar, mengatakan bahwa dia, istri, dan anaknya merasa tak enak badan setelah menyantap hidangan dari hajatan tersebut.

Baca juga: Belasan Rumah di Desa Kropak Winong Rusak Diterjang Angin Puting Beliung

Padahal, menurutnya tidak ada yang aneh dari aroma maupun rasa makanan tersebut.

"Makanan itu saya bungkus lalu makan di rumah. Saya makan, ya, enak-enak saja. Isinya lontong, kuah, sambal goreng tahu, serta potongan daging dan kulit ayam. Saya cuma makan tiga potong. Sisanya dimakan anak dan istri saya, semuanya jadi sakit," kata dia usai memeriksakan diri di Posko Kesehatan Darurat di Balai Desa Tluwah, Rabu (25/12/24).

Beberapa jam setelah menyantap makanan tersebut, secara bergantian Sukar dan anak-istrinya mengalami mual, pusing, demam, hingga diare.

"Saya sampai tujuh kali buang air besar. Badan juga panas. Kepala pusing kliyengan. Alhamdulillah sekarang sudah mendingan, walaupun belum pulih 100 persen," ungkapnya.

Sukar mengatakan, setelah terjadi dugaan keracunan massal ini, ada Puskesmas keliling yang menghampiri rumah-rumah warga untuk melakukan pemeriksaan dan memberikan obat. 

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Pati, Aviani Tritanti Venusia, mengatakan bahwa usai mengetahui adanya dugaan keracunan massal ini, pihaknya melalui Puskesmas Juwana langsung mengambil tindakan cepat dengan membuka posko kesehatan di Balai Desa Tluwah.

"Kami memberikan pengobatan untuk masyarakat terdampak. Yang gejalanya ringan cukup rawat jalan. Adapun yang gejala berat, misalnya diare sampai dehidrasi, kami beri rujukan ke beberapa rumah sakit terdekat," ujar Aviani.

Karena pihaknya menduga ini keracunan massal yang diakibatkan konsumsi makanan yang sama, dia juga mengambil sampel makanan tersebut untuk dicek di laboratorium di Kota Semarang.

"Kami ambil sampel makanan dan kami kirim ke laboratorium di Semarang untuk dicek apakah memang makanan ini menjadi penyebab keracunan. Kami masih menunggu 3 hari sampai satu minggu untuk mengetahui hasilnya. Semoga nanti tidak bertambah lagi (korbannya)," tandas dia. (trbn)

Komentar