(Foto: Haedar Nashir)
Kabarpatigo.com - YOGYAKARTA - Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir menerima Anugerah Hamengkubuwono IX tahun 2024, penyerahan dilakukan di Universitas Gadjah Mada pada Kamis (19/12/24).
Anugerah ini diberikan atas dedikasi Haedar di bidang pendidikan, sosial, politik, dan kemanusiaan.
Alumni S2 dan S3 Studi Sosiologi UGM ini merasa terhormat dan menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak.
Baca juga: Apel Milad ke 106, HW Terus Kawal dan Menjadi Ujung Tombak Persyarikatan
Baca juga: Dihadiri 1.503 Pengunjung, SMK Expo 2024 Sukses Digelar SMK Muh 3 Sukolilo
Baca juga: Sultan Hamengku Buwono X Apresiasi Peran Haedar Nashir dalam Kemanusiaan Universal
Dengan rendah hati Haedar menyampaikan, bahwa dirinya merasa masih belum pantas untuk menerima Anugerah Hamengkubuwono ke IX atas yang dilakukan di bidang pendidikan, sosial, politik, dan kemanusiaan.
“Terima kasih saya sampaikan ke Bu Rektor (UGM), Keraton, dan tentunya ke Muhammadiyah yang telah memberi saya kesempatan untuk memperoleh Anugerah Hamengkubuwono IX ini dari UGM tercinta,” kata Haedar.
Selama enam tahun menyelesaikan magister dan doktor di UGM, Haedar merasa beruntung karena berada di lingkungan ilmu.
Dari belajar di UGM dia mendapat lima nilai yang diinternalisasikan dan dipraktikkan dalam kehidupan.
Nilai yang pertama adalah kebenaran yang berbasis pada ilmu dan terkoneksi dengan Pancasila, Agama, dan kebudayaan luhur bangsa.
Baca juga: Class Meeting, SMP Muhammadiyah 1 Pati Menggelar Fashion Show
Haedar di Studi Sosiologi UGM mendapatkan pemahaman bahwa kebenaran adalah nilai utama ilmuwan.
“Nilai selanjutnya adalah tradisi keilmuan. UGM ini bukan sekadar kampus akademik, tapi juga school of thought - jadi sekolah pemikiran. Yang jujur saya sendiri mendapat banyak alat, metodologi yang interkoneksi,” imbuhnya.
Nilai ketiga yang dia dapatkan dari UGM adalah persatuan dalam keragaman. Dari latar belakang yang berbeda, namun dapat hidup dan tumbuh di kampus ini. Nilai keempat adalah kampus rakyat yang memberi kecintaan terhadap rakyat.
“Menerjemahkannya itu mencintai rakyat dengan kerja-kerja praksis keilmuan lewat KKN, dan para alumninya dari institusi ini,” ungkap Haedar.
Haedar menekankan, supaya kecintaan terhadap rakyat tidak diwujudkan secara simbolis saja, seperti datang ke rumah orang miskin dan memberikan bantuan. Tapi yang lebih penting adalah dengan kebijakan yang berpihak dan memberdayakan rakyat.
Nilai yang terakhir atau kelima adalah orientasi global. UGM termasuk juga kampus Muhammadiyah harus lebih kuat bergerak ke ranah global. Perhatian itu bisa dituangkan dalam merespon isu-isu internasional.
Kampus-kampus perlu merespon isu-isu global seperti SDG’s, dan perubahan iklim. Haedar juga mengapresiasi UGM program Wanagama di IKN yang berorientasi untuk menyelamatkan masa depan. (red)
Komentar
Posting Komentar