Bagaimana Realisasi Harga Gabah 6.500 Saat Panen Raya Maret 2025?

(Foto: Tony S Purba)

Kabarpatigo.com - BOGOR - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pangan Zulkifli Hasan telah membuat pernyataan bahwa Perum Bulog mulai  tanggal 15 Pebruari 2025 akan membeli gabah kering panen dengan harga pembelian pemerintah sebesar 6.500 per kg.

Jika ternyata harga gabah di bawah 6.500 per kilogram maka Bulog yang akan membelinya dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan pemerintah ingin meraih swasembada beras.

Bagi pabrik penggilingan padi yang membeli gabah dengan harga 6.500 per kilogram, maka Bulog akan membeli berasnya dengan harga 12.000 per kilogram dan bagi penggilingan beras yang tidak mau membeli gabah hasil panen petani dengan harga 6.500 per kilogram maka Bulog juga yang akan membeli gabahnya.

Baca juga: Skuad Timnas Indonesia U-20 Sudah Dipilih Indra Sjafri, Berikut 23 Daftar Lengkapnya!

Bahkan Presiden Prabowo Subianto telah menyatakan siap untuk mengeluarkan Peraturan Pemerintah tentang harga gabah kering panen dengan harga 6.500 per kilogram, kebijakan harga gabah sebesar 6.500 adalah untuk merespons harga gabah petani yang selalu turun saat panen raya tiba.

Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah apakah pada saat petani panen raya, Bulog dan pabrik penggilingan beras mau membeli gabah petani dengan harga 6.500 per kilogram ?

Baca juga: Rakernas Partai Golkar, Bamsoet Paparkan Pentingnya Konsolidasi Internal dan Membangun Kekuatan Eksternal Partai Golkar

Ada beberapa faktor penentu untuk keberhasilan program tersebut termasuk kendalanya, yaitu :

Pertama, adalah dibutuhkan anggaran APBN yang besar untuk mensukseskan program tersebut, jika Bulog ingin menyerap gabah petani setara 3 juta ton beras dengan harga pembelian beras pemerintah sebesar 12.000 per kilogram maka dana pemerintah yang harus disiapkan untuk Bulog sekitar 36 trilyun

Kedua, adalah kapasitas gudang Bulog tidak cukup, sehingga Bulog harus menyewa gudang lain atau bisa bekerja sama dgn gudang milik TNI, Polri, ID Food atau Gudang milik pabrik penggilingan beras

Ketiga, adalah sebagai tantangannya Bulog akan berkompetisi menghadapi para pemodal besar yang memiliki pabrik penggilingan beras modern, gabah petani akan dibeli dengan harga di atas 6.500, tentu petani akan menjual gabahnya kepada pembeli dengan harga yang lebih tinggi.

Baca juga: Pemkab Pati Minta Bulog untuk Serap Gabah Petani Meskipun Terdampak Banjir

Keempat, adalah tantangan bagi Bulog jika harga gabah dibawah 6.500, apakah Bulog mau menyerap gabah petani ? Selama ini, jika harga gabah dibawah harga tetapan pemerintah, Bulog tidak akan mau membelinya.

Kelima, adalah pemerintah sangat memerlukan dukungan dari semua pihak, mulai dari Menteri Dalam Negeri, gubernur, bupati, camat sampai ke desa, karena sawah ada di  desa, sehingga perlu diawasi bersama untuk penyerapan gabah petani dengan harga yang sudah ditentukan oleh pemerintah termasuk juga dukungan untuk program makan bergizi gratis yang membutuhkan sumber beras yang banyak

Keenam, adalah berpotensi terjadi penyimpangan dalam penggunaan anggaran negara, Bulog bermitra dgn pihak ketiga dalam penyerapan gabah petani,  termasuk Bulog juga menjual gabah ke pabrik penggilingan beras dan Bulog membeli beras dari pabrik penggilingan beras.

Sebagai gambaran umum kondisi harga gabah saat panen raya selama 5 tahun terakhir sejak tahun 2020 sampai tahun 2024 adalah harga gabah kering panen (GKP) dari bulan Januari hingga April cenderung turun, kecuali pada bulan Januari 2024 terjadi kenaikan, tapi pada bulan April tahun 2024, harga gabah turun kembali.

by: Tonny Saritua Purba
(Anggota Kelompok Kerja Bidang Tani dan Nelayan DPP Partai Golkar)

Komentar