Peringati HPN 2025, PWI Pati Gelar Tumpengan dan Santunan Anak Yatim

(Foto: ketua PWI Pati, Moch Noer Efendi)

Kabarpatigo.com - PATI - Hari ini Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Pati menggelar acara tumpengan dan santunan anak yatim dalam rangka memperingati Hari Pers Nasional (HPN) 2025.

Acara tersebut berlangsung di ruang terbuka Suara Pati, dengan mengusung tema "Pers Mengawal Ketahanan Pangan untuk Kemandirian Bangsa".

HPN yang lahir dari Kongres ke-16 PWI di Padang, Sumatera Barat, pada 1978, dan disahkan oleh Presiden pada 1985, tahun ini juga menandai HUT ke-79 PWI.

Baca juga: Pendaftaran Calon Anggota Paskibraka Kabupaten Pati 2025 Dibuka, Ini Syaratnya!

Baca juga: Tidak Lolos PPPK, Guru dan Pegawai Tidak Tetap Temui DPRD Pati Sampaikan Aspirasinya

Di tengah perayaan, PWI Pati menyoroti tantangan berat yang dihadapi dunia pers di era disrupsi, di mana media sosial (medsos) kerap menjadi sumber informasi utama masyarakat.

Meski medsos lekat dengan kehidupan sehari-hari, kebanyakan kontennya bersifat personal dan rentan hoaks serta fitnah. Berbeda dengan pers yang berpegang teguh pada 11 kode etik jurnalistik, merujuk pada norma sosial, agama, dan hukum positif.

Baca juga: Ngaji The Rock, Ketua PWM Jateng Tafsir: Menyeimbangkan Hidup

Baca juga: Tertib Berlalulintas, Mulai 10-23 Februari Polresta Pati Gelar Operasi Keselamatan Candi

Kode etik ini menjadi landasan untuk menciptakan iklim informasi yang sehat dan produktif, sekaligus menjalankan fungsi pers sebagai sarana informasi, hiburan, edukasi, dan kontrol sosial.

Validasi menjadi kata kunci dalam dunia pers, tidak hanya dalam hal data dan fakta, tetapi juga validasi wartawan dan media yang menaunginya.

Menurut ahli psikologi Abraham Maslow, validasi atau pengakuan merupakan salah satu hierarki kebutuhan manusia, selain kebutuhan fisiologi, rasa aman, sosial, dan aktualisasi diri.

Baca juga: Pemkab Pati Minta Bulog untuk Serap Gabah Petani Meskipun Terdampak Banjir

Validasi ini dapat dicapai dengan dua cara: menonjolkan potensi dan prestasi atau mematahkan pihak lain. PWI memilih opsi pertama, yaitu menonjolkan potensi, kompetensi, dan prestasi, agar peran wartawan dan media benar-benar memberikan manfaat bagi masyarakat.

Menurut Ketua PWI Pati, Moch Noer Efendi, melalui tema turunan "Pers Sehat Bermartabat", PWI berkomitmen untuk terus memberikan nilai tambah melalui karya jurnalistik yang berkualitas.

Hal ini sejalan dengan prinsip "Khairun nas anfauhum linnas" (sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi sesama), yang menjadi pedoman dalam menjalankan tugas mulia sebagai penyampai informasi yang bertanggung jawab.

Sementara itu, Sekretaris Daerah Pati, Jumani, mengatakan bahwa pihaknya sangat terbantu adanya kehadiran awak media dengan menjaga stabilitas di pemerintahan.

Sehingga ia meminta pada semua OPD (Organisasi Pemerintah Daerah) tidak alergi jika didatangi wartawan untuk mencari informasi hingga klarifikasi sesuatu hal.

Ia berharap kerja sama selama ini bisa terus terjaga, bahkan secara khusus pada PWI Pati dapat ditingkatkan lagi dalam bentuk kegiatan-kegiatan positif kemasyarakatan. (skn)

Komentar